Yayasan Sentono Dalem Kasepuhan Perdikan Majan , Berupaya Terus Gencarkan Swadaya Masyarakatan Di Bidang Kebudayaan dan Pendidikan, Guna Mencapai Cita-Cita Yayasan Sebagai Organisasi Tunggal Pewaris Trah Kyai Ageng Raden Khasan Mimbar Dan Terus Meningkatkan Kinerjanya di berbagai bidang, Majlis Ts'lim, Pendidiksn Kebudayaan, Sosial, Dan Keagamaan

Panitia Pembangunan Pondok Al Mimbar Majan

Panitia Pembangunan Pondok Al Mimbar Majan

Kamis, 07 Desember 2017

Deretan Acara Maulid Akbar Kasepuhan Majan Menjadi Sorotan Mancanegara



Pernak Pernik Sentono Dalem Kasepuhan Perdikan Majan
Di Tahun 2017 Menjadi Target Perhatian Pemerintah Mulai Dari Tingkat Daerah Hingga Nasional Sampai Mancanegara 
  
Tulungagung, 1-3 Desember 2017
 

Rangkaian acara Grebeg Maulid dan Kirab pusaka Kiai Golok Kasepuhan Perdikan Majan tahun ini menjadi sangat istimewa karena hadirnya para raja, sultan, datu Se-nusantara dan dari negri jiran Malaysia. Keluarga Besar Sentono Perdikan Majan dalam rangka Menerima Kehadiran Raja, Sultan Datu Se Nusantara telah berusaha semaksimal mungkin agar para tamu Raja Sultan, Datu Se nuasantara Merasa nyaman berada di Bumi Perdikan Majan Tulungagung dan di kota Tulungagung, Dalam penjemputan Sesepuh Sentono Dalem Bapak Laksamana Muda TNI R.Hadi Santoso Memimpin langsung dari Bandara Juanda Sampai Kabupaten Tulungagung, Dan Penjemputan Dari Juanda sampai Tulungagung Para Raja Sultan Datuk dikawal Oleh Pomal TNI Al dan Masuk Kota Tulungagung langsung disambut dan dikawal Polres Tulungagung. Selain itu, acara dilanjutkan dengan dialog nasional dengan tema revitalisasi budaya dan adat nusantara serta pelantikan MCKN Jawa Timur dihotel Istana dipimpin langsung oleh YM Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Sabtu(2/12). 






Foto: Romobongan Raja, Sultan dan Datu Nusantara dan Malaysia Tiba di Hotel Istana Tulungagung Oleh Kawalan POMAL Dan Patwal POLRI



Di hotel istana juga digelar pameran Batik Khas Majan, batu marmer yang apik-apik di depan pintu masuk auditorium serta aneka jajanan kuliner khas Tulungagung. Selesai Dialog Nasional para Raja diajak untuk berkeliling melihat situs-situs bersejarah di Tulungagung, seperti Candi Gayatri.

Sebuah anugrah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, ditengah-tengah kesibukan para raja, mereka mau menyempatkan untuk menghadiri undangan Grebek Mulud dan Kirab Pusaka Kyai Golok yang diadakan di Bumi Perdikan Majan awal bulan pada akhir tahun ini. Niatan utama untuk “renaissan’ adat dan budaya nusantara terus digelorakan dengan berbagai agenda kegiatan melalui lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra).



Foto: Romobongan Raja, Sultan dan Datu Nusantara dan Malaysia diterima langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung beserta Keluarga Dalem Kasepuhan Perdikan Majan Tulungagung


Foto: Rombongan Raja, Sultan dan Datu Nusantara menuju Bumi Perdikan Majan Tulungagung


Selesai penyambutan kehormatan di pendopo, maka rombongan segera bergerak menuju Majan untuk mengikuti serangkain acara grebeg maulid dan kirab pusaka Kiai golok. Dengan menaiki bus pariwisata dan pengawalan oleh aparat, rombongan sampai di Majan dan langsung di sambut oleh hadroh sholawat dengan pengawalan barisan pasukan bak ibarat prajurit yang mengamankan kedatangan Raja. Dengan memegang tongkat masing-masing prajurit menghantarkan rombongan memasuki arena melewati karpet merah, dan langsung dikalungkan “selendang” batik berlogo Yasendam khas Tulungagung. Setelah semua tamu memasuki tempat yang disediakan, yakni di masjid majan, acara pembukaan grebeg maulid dimulai sembari panitia sudah menyiapkan aneka makanan khas jawa sebagai sarana pengenalan kuliner Tulungagung.



Foto: Para Raja, Sultan, Datu Nusantara dan Kualalumpur mengikuti prosesi Grebeg Maulid dan Kirab Pusaka Kiai Golok di masjid Majan


Dalam rangkaian acara ini, Sultan Palembang memberikan berbagai arahan, “wejangan” dan sabdanya kepada hadirin, khususnya kepada mereka yang telah dilantik dalam Barasutra. Inti wejangan tersebut adalah bagaiman semua elemen terlebih kita yang hadir di acara tersebut harus berkomitmen menjaga NKRI ini dengan cara melestarikan adat dan budaya peninggalan leluhur. Nilai-nilai lokal atau local widom ini menjadi penting untuk digali lebih lanjut karena di dalamnya memuat berbagai kebijakan atau hikmah yang sangat relevan dan urgen untuk diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat di nusantara ini. Pertahanan negri ini ada pada budaya lokal, karena memang lahir dari kearifan daerah setempat. Saat ini, banyak dari generasi muda yang mulai luntur bahkan malu untuk memakai adat dan budaya sendiri dan lebih terbawa arus budaya dari luar yang belum tentu sesuai dengan budaya setempat. Maka dari itu, Yarasutra, Baranusa, MCKN dan lembaga lainnya yang tergabung harus istiqomah dalam menjaga dan melestarikan budaya seperti grebeg maulid dan kirab pusaka seperti di Majan ini.



Foto: Dr. Raden Ali Sholiq sebagai pimpinan Kasepuhan Dalem Perdikan Majan berjabat tangan penuh komitmen dengan YM Sultan Iskandar Mahmud Badarudin Palembang sebagai pimpinan persatuan raja, sultan, dan datu nusantara, menjadi tanda adanya komitmen bersama dalam menjaga adat, budaya nusantara guna menjaga NKRI



          Sebagai kelanjutan acara pada keesokan harinya, diadakanlah acara dialog nasional. Acara ini ditujukan guna mensosialisasikan dan bahkan mendiskusikan masalah-masalah krusial terkait adat dan budaya. Dengan hadirnya raja, sultan, datu nusantara bahkan malaysia, diharapkan menghasilakn berbagai rumusan dan pemahaman bersama guna tujuan mulia para pendahulu. Keraton dahulu tentu berbeda dengan saat ini, sehingga sikap dan kebijakan yang diambilpun juga berbeda. Sebagai contoh bagaimana koneksi antara keraton dan pemerintah dalam membangun masyarakat. Bagaimana keraton dulunya menjadi motor penggerak kemajuan peradaban negri, dan bagaimana pula dahulu keraton menjadi pemicu laju ekonomi rakyat. Hal-hal sepertii itulah yang perlu untuk disikapi bersama, dan momen berkumpulnya para raja, sultan dan datu ini menemui relevansinya. Akhirnya dari dialog ini dihasilkan berbagai kesepakatan dan program khususnya yang berada dalam wilayah garapan MCKN, di mana lembaga ini diisi oleh banyak intelektual dari berbagai background keilmuan, sehingga mampu saling melengkapi.



Selain Itu , Juga Ada Kegiatan Dialog Nasional Dengan Tema “Revitalisasi Adat dan Budaya Nusantara” dihadiri para Raja, Sultan, Datu nusantara dan dan Malaysia

Antusiasme peserta dialog terlihat dai banyaknya kuantitas yang ada dalam ruang dialog, dan tak beranjak sampai acara selesai. Tampil menjadi narasumber pada dialog tersebut yakni YM Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin  (Sultan Palembang) , YM H Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, SH ( Datu Luwu XL) , YM Prof Dr H. Karaeng Azdar SE, MSI ( Ketua Presidium MCKN Pusat ), Raja Klungkung dari Bali, YM Pangeran Noto Adiguna Mas'ud Toyib J. Adiningrat dan Dr. R Ali Shodiq dari Majan. 


Sebagai acara puncak dari serangkaian kegiatan Grebeg Maulid yang dihadiri oleh raja, sultan, datu nusantara ini adalah pelantikan 8 kabupaten pengurus MCKN Jawa Timur. Tulungagung sebagai motor penggerak kabupaten yang lain dianggap mampu mensukseskan cita mulia semua raja, sultan, dan datu nusantara ini. Pelantikan ini tak akan memberikan pengaruh apa-apa jika tidak ada komitmen dari semua fihak untuk bersama-sama berjuang dan mewujudkan program-program yang menghasilkan kontribusi konstruktif bagi masyarakat. Tak lupa dukungan pemegang otoritas baik tingkat lokal dan nasional menjadi penyokong menuju kesuksesan bersama tanpa adanya diskriminatif bentuk apapun dengan prinsip keadilan untuk semuanya.



Acara Puncak Yaitu Pelantikan Majelis Cendekiawan Keraton Nusantara Wilayah Jawa Timur diikuti oleh 8 Kabupaten Oleh YM Sultan Iskandar Mahmud Badarudin Palembang


Dokumentasi Resmi Oleh :
YASENDAM PRESS (c) 2017-2018 
Redaksi IMSSA Media Yasendam
Reporter : Djarot
Layout & Note : TPT & Studi Pesantren IAIN Tulungagung
Sumber :
-YM.Dr.RM. Ali Sodik,. M,PdI
-Dr. KH. M. Muntahibbun Nafis,. M,Pdi (Penulis Buku Pesantren Plural)
-R.Maulana Rosyid ,. M,Ag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar