Pernak Pernik Sentono Dalem Kasepuhan Perdikan Majan
Di Tahun 2017 Menjadi Target Perhatian Pemerintah Mulai Dari Tingkat Daerah Hingga Nasional Sampai Mancanegara
Tulungagung, 1-3 Desember 2017
Rangkaian acara
Grebeg Maulid dan Kirab pusaka Kiai Golok Kasepuhan Perdikan Majan tahun ini menjadi sangat istimewa karena hadirnya para
raja, sultan, datu Se-nusantara dan dari negri jiran Malaysia.
Keluarga Besar Sentono Perdikan
Majan dalam rangka Menerima Kehadiran Raja, Sultan Datu Se Nusantara telah
berusaha semaksimal mungkin agar para tamu Raja Sultan, Datu Se nuasantara Merasa
nyaman berada di Bumi Perdikan Majan Tulungagung dan di kota Tulungagung, Dalam
penjemputan Sesepuh Sentono Dalem Bapak Laksamana Muda TNI R.Hadi Santoso
Memimpin langsung dari Bandara Juanda Sampai Kabupaten Tulungagung, Dan
Penjemputan Dari Juanda sampai Tulungagung Para Raja Sultan Datuk dikawal Oleh
Pomal TNI Al dan Masuk Kota Tulungagung langsung disambut dan dikawal Polres
Tulungagung. Selain itu,
acara dilanjutkan dengan dialog nasional dengan tema revitalisasi budaya dan adat nusantara serta pelantikan MCKN Jawa
Timur dihotel Istana dipimpin langsung oleh YM Sultan Iskandar
Mahmud Badaruddin Sabtu(2/12).
Foto:
Romobongan Raja, Sultan dan Datu Nusantara dan Malaysia Tiba di Hotel Istana Tulungagung Oleh Kawalan POMAL Dan Patwal
POLRI
Di hotel istana juga digelar pameran
Batik Khas Majan, batu marmer yang apik-apik di depan pintu masuk
auditorium serta aneka
jajanan kuliner khas Tulungagung. Selesai Dialog Nasional para Raja diajak untuk berkeliling
melihat situs-situs bersejarah di Tulungagung, seperti Candi Gayatri.
Sebuah anugrah dari Tuhan Yang Maha
Kuasa, ditengah-tengah kesibukan para raja, mereka mau menyempatkan untuk
menghadiri undangan Grebek Mulud dan Kirab Pusaka Kyai Golok yang diadakan di
Bumi Perdikan Majan awal bulan pada akhir tahun ini. Niatan utama
untuk “renaissan’ adat dan budaya nusantara terus digelorakan dengan berbagai
agenda kegiatan melalui lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra).
Foto: Romobongan Raja, Sultan dan
Datu Nusantara dan Malaysia diterima langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati
Tulungagung beserta Keluarga Dalem Kasepuhan Perdikan Majan Tulungagung
Foto:
Rombongan Raja, Sultan dan Datu Nusantara menuju Bumi Perdikan Majan Tulungagung
Selesai penyambutan kehormatan di pendopo, maka rombongan
segera bergerak menuju Majan untuk mengikuti serangkain acara grebeg maulid dan
kirab pusaka Kiai golok. Dengan menaiki bus pariwisata dan pengawalan oleh
aparat, rombongan sampai di Majan dan langsung di sambut oleh hadroh sholawat
dengan pengawalan barisan pasukan bak ibarat prajurit yang mengamankan
kedatangan Raja. Dengan memegang tongkat masing-masing prajurit menghantarkan
rombongan memasuki arena melewati karpet merah, dan langsung dikalungkan
“selendang” batik berlogo Yasendam khas Tulungagung. Setelah semua tamu
memasuki tempat yang disediakan, yakni di masjid majan, acara pembukaan grebeg
maulid dimulai sembari panitia sudah menyiapkan aneka makanan khas jawa sebagai
sarana pengenalan kuliner Tulungagung.
Foto: Para Raja,
Sultan, Datu Nusantara dan Kualalumpur mengikuti prosesi Grebeg Maulid dan
Kirab Pusaka Kiai Golok di masjid Majan
Dalam rangkaian
acara ini, Sultan Palembang memberikan berbagai arahan, “wejangan” dan sabdanya
kepada hadirin, khususnya kepada mereka yang telah dilantik dalam Barasutra.
Inti wejangan tersebut adalah bagaiman semua elemen terlebih kita yang hadir di
acara tersebut harus berkomitmen menjaga NKRI ini dengan cara melestarikan adat
dan budaya peninggalan leluhur. Nilai-nilai lokal atau local widom ini menjadi
penting untuk digali lebih lanjut karena di dalamnya memuat berbagai kebijakan
atau hikmah yang sangat relevan dan urgen untuk diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat di nusantara ini. Pertahanan negri ini ada pada budaya lokal, karena
memang lahir dari kearifan daerah setempat. Saat ini, banyak dari generasi muda
yang mulai luntur bahkan malu untuk memakai adat dan budaya sendiri dan lebih
terbawa arus budaya dari luar yang belum tentu sesuai dengan budaya setempat.
Maka dari itu, Yarasutra, Baranusa, MCKN dan lembaga lainnya yang tergabung
harus istiqomah dalam menjaga dan melestarikan budaya seperti grebeg maulid dan kirab pusaka seperti di Majan ini.
Foto: Dr. Raden Ali
Sholiq sebagai pimpinan Kasepuhan Dalem Perdikan Majan berjabat tangan penuh komitmen
dengan YM Sultan Iskandar
Mahmud Badarudin Palembang sebagai pimpinan persatuan raja, sultan, dan datu
nusantara, menjadi tanda adanya komitmen bersama dalam menjaga adat, budaya
nusantara guna menjaga NKRI
Sebagai kelanjutan acara pada keesokan harinya,
diadakanlah acara dialog nasional. Acara ini ditujukan guna mensosialisasikan
dan bahkan mendiskusikan masalah-masalah krusial terkait adat dan budaya.
Dengan hadirnya raja, sultan, datu nusantara bahkan malaysia, diharapkan
menghasilakn berbagai rumusan dan pemahaman bersama guna tujuan mulia para
pendahulu. Keraton dahulu tentu berbeda dengan saat ini, sehingga sikap dan
kebijakan yang diambilpun juga berbeda. Sebagai contoh bagaimana koneksi antara
keraton dan pemerintah dalam membangun masyarakat. Bagaimana keraton dulunya
menjadi motor penggerak kemajuan peradaban negri, dan bagaimana pula dahulu
keraton menjadi pemicu laju ekonomi rakyat. Hal-hal sepertii itulah yang perlu
untuk disikapi bersama, dan momen berkumpulnya para raja, sultan dan datu ini
menemui relevansinya. Akhirnya dari dialog ini dihasilkan berbagai kesepakatan
dan program khususnya yang berada dalam wilayah garapan MCKN, di mana lembaga
ini diisi oleh banyak intelektual dari berbagai background keilmuan, sehingga
mampu saling melengkapi.
Selain Itu , Juga Ada Kegiatan Dialog Nasional Dengan Tema “Revitalisasi Adat dan
Budaya Nusantara” dihadiri para Raja, Sultan, Datu nusantara dan dan Malaysia
Antusiasme peserta dialog terlihat dai
banyaknya kuantitas yang ada dalam ruang dialog, dan tak beranjak sampai acara
selesai. Tampil menjadi narasumber pada dialog tersebut yakni YM Sultan
Iskandar Mahmud Badaruddin (Sultan
Palembang) , YM H Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, SH ( Datu Luwu XL) , YM
Prof Dr H. Karaeng Azdar SE, MSI ( Ketua Presidium MCKN Pusat ), Raja Klungkung
dari Bali, YM Pangeran Noto Adiguna Mas'ud Toyib J. Adiningrat dan Dr. R Ali
Shodiq dari Majan.
Sebagai acara
puncak dari serangkaian kegiatan Grebeg Maulid yang dihadiri oleh raja, sultan,
datu nusantara ini adalah pelantikan 8 kabupaten pengurus MCKN Jawa Timur.
Tulungagung sebagai motor penggerak kabupaten yang lain dianggap mampu
mensukseskan cita mulia semua raja, sultan, dan datu nusantara ini. Pelantikan
ini tak akan memberikan pengaruh apa-apa jika tidak ada komitmen dari semua
fihak untuk bersama-sama berjuang dan mewujudkan program-program yang
menghasilkan kontribusi konstruktif bagi masyarakat. Tak lupa dukungan pemegang
otoritas baik tingkat lokal dan nasional menjadi penyokong menuju kesuksesan
bersama tanpa adanya diskriminatif bentuk apapun dengan prinsip keadilan untuk
semuanya.
Acara Puncak Yaitu Pelantikan Majelis Cendekiawan
Keraton Nusantara Wilayah Jawa Timur diikuti oleh 8 Kabupaten Oleh YM Sultan Iskandar
Mahmud Badarudin Palembang
Dokumentasi Resmi Oleh :
YASENDAM PRESS (c) 2017-2018
Redaksi IMSSA Media Yasendam
Reporter : Djarot
Layout & Note : TPT & Studi Pesantren IAIN Tulungagung
Sumber :
-YM.Dr.RM. Ali Sodik,. M,PdI
-Dr. KH. M. Muntahibbun Nafis,. M,Pdi (Penulis Buku Pesantren Plural)
-R.Maulana Rosyid ,. M,Ag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar